Sunday 22 October 2017

Sejarah Singkat Pagar Nusa

     

   Sejak jaman dahulu, dilingkungan PesantrenNU,terdapat banyak sekali aliran silat; baik aliran silat yang ada diJawa timur,Jawa barat,Jawa tengah,Banten,silatBetawi,silek Minang,silat Mandar,Silat Mataram,dan lain lain. Karena beragamnya aliran silat tersebut makadibentuklah PAGAR NUSA sebagai wadah perkumpulan perguruan pencak silatdibawah naungan NU.
     Wadah ini tetap membuka keragaman dan memberi keluasaan pada tiap-tiap perguruan untuk mengembangkan diridan mempertahankan cirri khasnya masing-masing. Artinya walaupun ada perbedaan namun tetap satu saudara.Maka tak heran jika sekarang ini kita mengenal ada: Pagar Nusa Gasmi, Pagar Nusa Batara Perkasa, Pagar Nusa Satria Perkasa Sejati (Saperti), Pagar Nusa Nurul Huda Pertahanan Kalimah Syahadat (NH Perkasa), Pagar Nusa Cimande Kombinasi, Pagar Nusa Sakerah, Pagar Nusa Tegal Istigfar, Pagar Nusa JPC, Pagar Nusa Bintang Sembilan, Pagar Nusa Sapu Jagad, dll.
   1. Gus Maksum dan Berdirinya GASMI
     Rasa keprihatinan Gus Maksum atas berkembangnya konflik dimasyarakat antara kaum muslim dan golongan komunis, mendorong beliau melakukan training-training pencak silat. Kegiatan ini dilakukan dengan harapan bisa menjadi bekal bagi masyarakat terhadap ancaman teror dari PKI yang semakin brutal. Seiring waktu, berbagai kelompok training pencak silat tersebut disatukan dalam sebuah perguruan yang diberi nama GASMI (Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia). GASMI resmi berdiri di Pondok pesantren Lirboyo pada tanggal 11 Januari 1966.
Gasmi berdiri sebagai tandingan atasberkembangnya LEKRA (LembagaKebudayaanRakyat) yang bergerak dibawah naungan PKI (Partai KomunisIndonesia).Gus Maksum memandang ini penting karena LEKRA adalah otak dibalik setiap aksiprovokasi,sabotase,teror danhal-hal yang meresahkan masyarakat lainnya.Menghadapi aksi LEKRA ini,beliau mengatakan “Ada Aksi ada ReaksiLEKRA beraksi GASMI Bereaksi, Amar ma’ruf nahi mungkar harus selalu ditegakan!”.
     Bentuk-bentuk perjuangan Gasmi pada periode awal diantaranya adalah dakwah menguasai masjid-masjid dengan latihan-latihan silat dan pengajian yang dikemas dalam latihan silat, mengadakan berbagai “Open Bar” atau “Pencak Dor”, yaitu sebuah panggung terbuka setinggi 2 meter untuk pertandingan beladiri yang melibatkan berbagai kalangan untuk bertarung secara ‘jantan dan ksatria’, maupun penanganan secara langsung terhadap “aksi sepihak” yang dilakukan oleh PKI terhadap masyarakat sipil. Baru setelah situasi keamanan mulai kondusif, pada tanggal 14 januari 1970GASMI secara resmi didaftarkan pada Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
     Dari lahirnya GASMI inilah Gus Maksum kemudianterinspirasi untuk menyatukan berbagai macam aliransilat yang ada di NU secara lebih luas lagi. Dimulai dengan merangkul perguruan silat tradisional lokal eks. Karesidenan Kediri seperti Jiwa Sucimilik pesantren Al M’aruf Bandar Lor kediri, PORSIGAL (Perguruan Olah Raga Silat Indah Garuda Loncat), sebuah perguruan silat tradisional Blitar, AstaDahana, sebuah perguruan silat Kediri. dan beberapa perguruan silat lokal lainnya.
   2. Gagasan PAGAR NUSA
     Disisi lain, pada suatu pertemuan KH. Mustofa Bisri Rembang menceritakan kepada Prof. Dr. KH. Suharbillah Surabaya tentang semakin surutnya dunia persilatan di halaman pesantren. Hal ini ditandai dengan hilangnya peran pesantren sebagai Padepokan Pencak Silat. Sejak jaman walisongo kyai-kyai pesantren adalah juga pendekar yang mengajarkan ilmu pencak silat dipesantrennya masing-masing. Namun seiring waktu, kenyataan tersebut mulai hilang. Terutama disebabkan semakin padatnya jadwal pendidikan pesantren karena orientasi penerapan standar pendidikan modern.
Padahal diluar pesantren aneka ragam perguruan silat tumbuh semakin menjamur.
     Mereka menggunakan pencak silat sebagai misi pengembangan agama dan kepercayaannya masing-masing. Dan perguruan-perguruan silat yang sebenarnya bersifat lokal ini, diantara mereka saling merasa paling kuat. Sehingga tak jarang terjadi bentrokan diantara mereka. Dan yang merasa kalah kuat akhirnya berguguran dan kemudian hilang dari peredaran. Karena kenyataan tersebut, KH. Mustofa Bisri kemudian menyarankan KH. Suharbillah untuk menemui KH. Abdullah Maksum jauhari di Lirboyo Kediri untuk menggagas persoalan ini.
     Kegelisahan serupa juga dirasakan oleh KH. Syansuri Badawi Tebu Ireng. Beliau menyayangkan maraknya tawuran antar pengikut perguruan silat yang meresahkan masyarakat, terutama dikawasan kabupaten Jombang dan sekitarnya. Kemudian Kyai Sansuri berinisiatif menemui PWNU Jawa Timur yang pada waktu itu diketuai oleh KH. Hasyim Latif untuk menyampaikan masalah di masyarakat tersebut.
     Selanjutnya, KH. Hasyim Latif mengutus sekretaris PWNU Jawa Timur KH. Ghofar Rahman, Ketua Lembaga Ma’arifKH. Ahmad Buchori Susanto dan Prof. Dr. KH Suharbillah, SH. LLT. untuk menemui KH. Abdullah Maksum Jauhari atau yang biasa dipanggil Gus Maksum di pesantren Lirboyo Kediri. Dalam pertemuan di Lirboyo ini disepakati bahwa akan dibentuk sebuah wadah pencak silat yang menaungi seluruh aliran pencak silat dilingkungan Nahdlatul Ulama. Dan Gus Maksum yang sudah terkenal sebagai ahlinya pencak silat diminta untuk menjadi ketua umumnya nanti jika sudah terbentuk wadah tersebut.
     Pertemuan berikutnya untuk menggodok konsep wadah pencak silat NU tersebut berlangsung di Pesantren Tebu Ireng pada 12 Muharram 1406 atau bertepatan dengan 27 september 1985. Pertemuan ini dihadiri beberapa pendekar antara lain: KH. Abdullah Maksum Jauhari Lirboyo, KH.Abdurahman Ustman Jombang, KH.Muhajir Kediri, H.Athoillah Surabaya, Drs.Lamro Azhari Ponorogo, Timbul JayaLumajang, KH. Ahmad Buchori Susanto danProf. Dr. KH Suharbillah, SH. LLT. dan beberapa pendekar lainnyadari Cirebon, Kalimantan, Pasuruan dan Nganjuk. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan antara lain :
  a.Fatwa Ulama KH.Syansuri Badawi bahwa,”Pencak Silat Hukumnya boleh dipelajari asal dengan tujuan perjuangan.
        b.Dibentuknya suatu Ikatan bersamauntuk mempersatukan berbagai aliran silat dibawah naungan NU.
   3. Berdirinya Pagar Nusa
     Mengacu pada Surat Keputusan Resmi Pembentukan Tim Persiapan Pendirian Perguruan Pencak Silat NU yang disahkan pada 10 Desember 1985 dan berlaku sampai dengan tanggal 15 januari 1986, maka diadakanlah pertemuan lanjutan di pesantren Lirboyo Kediri pada tanggal 3 Januari 1986. Pertemuan itu dihadiri oleh pendekar-pendekar dari Ponorogo, Jombang, Kediri, Nganjuk, Pasuruan, Lumajang, Cirebon dan Kalimantan. Dan beberapa perwakilan PWNU Jawa Timur diantaranya KH. Ahmad Bukhori Susanto dan Prof. Dr. KH. Suharbillah, SH. LLT. Musyawarah di Pesantren Lirboyo ini sekaligus menandai lahirnyaIkatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa. Nama itu diciptakan oleh KH. Mujib Ridlwan dari Surabaya. KH. Mujib Ridlwan adalah putra KH. Ridlwan Abdullah pencipta lambang NU.
Sebagai embrio sebelum terbentuknya kepengurusan nasional, maka dibentuklah susunan kepengurusan Wilayah Jawa Timur sebagai berikut:
Ketua Umum: KH. Abdullah Maksum Jauhari
Sekretaris: KH. Drs. Fuad Anwar
Ketua Harian: KH. Drs. Abdurrahman Ustman
Ketua I: Prof. Dr. KH. Suharbillah, SH. LLT
Sekretaris I: Drs. H. Kuncoro
Sekretaris II: Lamro Azhari
   4.Terbentuknya Kepengurusan Nasional
     Untuk membentuk kepengurusan Pagar Nusa ditingkat nasional, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membuat surat pengantar kesediaan ditunjuk sebagai pengurus pagar nusa. Surat pengantar tersebut ditanda tangani oleh Ketua Umum PBNU KH. Abdurrahman Wahid dan Rais Aam KH. Ahmad Siddiq. Tanda tangan KH. Ahmad Siddiq ini merupakan tanda tangan terakhir beliau.
     Setelah itu, pada tahun 1989 Musyawarah Nasional I direncanakan terselenggara di Pesantren Zainul Hasan, Genggong Probolinggo. Rencana ini mengacu pada surat kesediaan ditempatiyang di tanda tangani oleh KH. Saifurrizal. Rupanya tanda tangan beliau tersebut juga tanda tangan yang terakhir. Musyawarah Nasional yang akhirnya terselenggara pada 1989 diadakan MUNAS Pagar Nusa yang ke1 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Zainul Hasan,Genggong, Kraksaan, Probolinggo.Dihadiri pendekar silat NU seluruh Nusantara, Munas itu mengangkat Langsung KH.M.Abdullah Maksum Jauhari sebagai ketua umum pertama Pagar Nusa, dan Prof.Dr. H.Suharbillah sebagai ketua Harian dan SekJen H. Kuncoro (
H.Masyhur).
   5.Makna dan Peran Pagar Nusa
     Pagar Nusa merupakan akronim dari Pagar NU dan Bangsa. PSNU Pagar Nusa adalah satu – satunya wadah yang sah bagi organisasi pencak silat di lingkungan Nahdlatul Ulama’ berdasarkan keputusan Muktamar. Organisasi ini berstatus lembaga milik Nahdlatul Ulama’ yang penyelenggaraan dan pertanggungjawabannya sama sebagaimana lembaga-lembaga NU lainnya. Status resmi kelembagaan inilah yang menjadikan Pagar Nusa wajib dilestarikan dan dikembangkan oleh seluruh warga NU dengan mengecualikan pencak silat atau beladiri lainnya. Segala kegiatan yang berhubungan dengan pencak silat dan beladiri dengan segenap aspeknya dari fisik sampai mental, dari pendidikan sampai sistem pengamanan dan lain-lain merupakan bidang garapan bagi lembaga ini.

No comments:

Post a Comment

Cara Membentuk Tubuh Menjadi Kekar, Berotot, dan Kuat

     Ini adalah beberapa bagian tubuh yang akan dibentuk untuk membuat badan kekar dan tubuh atletis impian kita: Membentuk otot leng...